Rabu (26/2/2025), untuk menutup kegiatan keagamaan se Desa Badas, kali ini Pemerintah Desa Badas bersama Pengurus Ranting Desa Badas beserta dengan Banomnya (GP Ansor, IPNU IPPNU, Muslimat, Fatayat) menggelar Badas Bersholawat. Acara yang dilaksanakan di jln Kunjang Depan Balai Desa Badas ini dihadiri Tim Hadrah Hizbul Musthafa, Gus Anam selaku Khodimul Majlis Hizbul Musthafa dan juga Abah Ma'adzallah Daerobi selaku Khodimul Majlis Syubbanus salimiyah.
Selain dihadiri oleh jajaran pemerintah desa Badas mulai dari kepala Desa Badas sampai RT RW di masing masing dusun, acara ini juga dihadiri oleh Pengurus Ranting Desa Badas, Banom NU Ranting Badas (GP Ansor, IPNU, IPPNU, Muslimat, Fatayat). Selain itu, ribuan jamaah dari berbagai daerah juga hadir dalam kegiatan ini.
Acara yang dimulai pada pukul 19.30 ini diawali dengan pembukaan, pembacaan tahlil kubro, menyanyikan lagu Indonesia Raya, Syubbanul Wathan, Semangat Aswaja, dan mars Banser oleh tim paduan suara Banom NU Ranting Badas, pelantikan Pimpinan Ranting GP Ansor Desa Badas yang kemudian dilanjutkan dengan puncak acara Badas Bersholawat bersama Grup Hadrah Hizbul Musthafa Surowono Canggu.
Bapak Nur Said, SE dalam sambutannya menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak sehingga acara yg dimulai tadi pagi mulai dari khitan massal nikah massal sampai puncak acara malam hari ini dapat berjalan lancar.
"Perlu diketahui, bahwa pemerintah desa Badas sebelum datangnya bulan suci Ramadhan dan bulan Syawal, pasti melakukan rapat membahas tentang kegiatan selama bulan suci Ramadhan, yang mana salah satu isinya himbauan untuk tidak menyalakan petasan, tidak membuka warung di siang hari, dan lain sebagainya. Yang mana hasilnya akan disampaikan melalui surat edaran pengurus ranting Nahdatul Ulama Desa Badas", terang kepala Desa Badas.
Hal tersebut senada dengan yang disampaikan Bpk H Munawar selaku Ketua Ranting Nahdatul Ulama Desa Badas, tujuan kami mengeluarkan beberapa aturan dan himbauan ini adalah untuk kenyaman bersama dalam menjalankan ibadah puasa ramadhan ini. Selain itu beliau juga mengajak kepada masyarakat untuk mengawali puasa dan hari raya idul Fitri dengan menunggu hasil itsbat yang dilakukan oleh pemerintah.
Abah Ma'adzallah Daerobi menambahkan bahwa dalam menjalankan ibadah yang baik itu tidak berlebihan, yang sedang sedang saja. Selain itu, menang yang baik itu mengikuti kebersamaan. Awal puasa dan hari raya idul Fitri mengikuti hasil kesepakatan pemerintah dan instrumen keagamaan yang ada di Indonesia.
.jpeg)
Red.zii
.jpeg)
0 komentar:
Menguatkan aswaja, membendung arus penyimpangan akidah
Silakan menyampaikan komentar yang bermanfaat ... !